menulis secarik kata pada tebing yang membisu
syahdan walaupun warna kembali memucat
tergonggong dan terkulai melukai hati
rasanya walupun meminum arak sejuta
matipun tak kan menjadi risau....
menggerogoti tiap pesona anggrek yang melayu..
menggila dan menunggu setiap terbenamnya matahari
aku termangu...
aku menunggu...
mencintaimu seperti darah mengalir yang memerah
mendidih hingga lahar tak berani menyentuhku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar